Dalam
kehidupan sehari-hari sudah tak asing lagi dengan kata pengetahuan dan ilmu
pengetahuan. Manusia mencarinya setiap hari melalui berbagai cara, bisa dengan
informal atau formal. Jika berbicara mengenai formal pasti berkaitan erat
dengan yang namanya Pendidikan dan Sekolah. Sebenernya mendapatkan ilmu
pengetahuan dan pengetahuan tidak hanya melalui pendidikan formal tetapi dengan
mempelajari kehidupan yang dijalani.
Ilmu
pengetahuan dan pengetahuan sering kali dianggap merupakan hal yang sama.
Banyak orang menganggap bahwa pengetahuan dan ilmu pengetahuan mereka dapatkan
secara bersama. Tetapi hal tersebut sebenernya keliru,pengetauan dan ilmu
pengetahuan berbeda, memang memiliki kata yang sama dan berbeda makna. segala
sesuatu yang diketahui manusia. Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya
manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat
mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam
pikirannya.
1. Ilmu Pengetahuan
Dimulai
dari kata ilmu,asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata
ini adalah pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan dengan sains
yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya
pengetahuan. “Science”dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti
“pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan mengatur
penge-tahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta.
Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas
intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang struktur dan
perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan”.
Dalam
kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian
ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang
diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha
untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita
ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan
memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf
abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata dan seiring bertambahnya usia secara
sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang
dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca
alam. semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu
maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani
kehidupan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum
dan diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu adalah merupakan suatu
pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala
sesuatu yang diketahui manusia.
Ilmu
pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan
yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh
sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan
erat. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya
tidak semudah yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu
pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu
pengetahuan itu. Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala - gejala tertentu tersebut.
Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu
dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah
itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi,
sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Adapun
beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah:
a.
Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari
dalam.
b.
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional,
umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c.
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
d.
Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam
satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
e.
Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia
yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh pancaindrea manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu
cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu
proposisi dalam bentuk: “jika… maka”.
f.
Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hokum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari
beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan.
Agar
lebih jelas memahami tentang ilmu pengetahuan. Berikut beberapa contoh dari
ilmu pengetahuan :
· Ilmu Kimia mempelajari tentang molekul dan ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom,
cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa, interaksi zat-zat melalui gaya antar molekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari
materi, dan interaksi antar zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda.
· Ilmu
Biologi kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup,
termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.
Ilmu biologi modern sangat luas, dan eklektik, serta terdiri dari berbagai
macam cabang, dan subdisiplin. Namun, meskipun lingkupnya luas, terdapat
beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian, sehingga menyatukannya
dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan,
gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang
mendorong terciptanya spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan
dengan mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan
dalamnya agar tetap stabil, dan vital.
· Ilmu
Fisika mempelajari hal mengenai alam, yang mempelajari
unsur-unsur dasar pembentuk alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya,
dan akibat-akibatnya; mencakup rentang yang luas: dari partikel sub atom
pembentuk semua materi sampai kelakukan alam semesta sebagai suatu kesatuan
kosmos.
·
Ilmu
Sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan
penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode
kuantitatif, dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian
dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku, dan
interaksi manusia pada masa kini, dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial
secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam
melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
· Ilmu
Ekonomi mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya
kelangkaan.
Sebenernya
dari hal yang telah dijabarkan di atas masih terdapat banyak macam ilmu
pengetahuan dan bagian-bagian kecil dari ilmu yang telah dijelaskan di atas.
Karena manusia kian hari makin berkembangan, begitu pula ilmu pengetahuan yang
semakin luas.
2. Pengetahuan
Berbeda
dengan Ilmu pengetahuan, pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif,
konsisten, dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah
dilakukan. Dan berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang
berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan ilmu
pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang ada dan berupa common sense,
tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada
adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal
ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar.
Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang
tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and
error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Mengetahui
bahwa sebenarnya merupakan suatu kebutuhan manusia, sebab manusia pada dasarnya
berada pada posisi sebagai makhluk hidup yang dari tidak tahu menjadi tahu,
manusia yang tidak tahu ingin menjadi tahu karena adanya rasa ingin tahu yang
tinggi, dari rasa ingin tahu itulah menjadi suatu kebutuhan manusia untuk
menambah pengetahuan menjadi suatu ilmu yang dimilikinya.
Maka,
gejala inilah yang disebut gejala mengetahui, gejala yang kemudian melahirkan
sebuah pengetahuan (filsafat) bagi manusia. Pengetahuan yang merupakan segala
sesuatu yang diketahui manusia. Sesuatu yang berupa sasaran/ objek pengetahuan
manusia, baik itu berupa sesuatu yang ada, yang mungkin ada, yang pernah ada,
bahkan sesuatu yang mengadakan. Gejala yang lahir dalam diri manusia karena
adanya potensi untuk mengetahui dengan menggunakan akalnya untuk mengetahui
segala sesuatu yang tidak diketahui, mencari, berupaya, dan akhirnya
menganalisis pengetahuan yang didapatnya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Jika pengetahuan tersebut dapat memuaskan manusia, maka disebut
pengetahuan yang benar. Namun pengetahuan yang tidak benar disebut kekeliruan.
Keliru tersebut seringkali lebih jelek dari pada tidak tahu dan dapat
menghasilkan perbuatan yang salah dan menjadi malapetaka bagi manusia.
Adapun
pengelompokan manusia dari hasil gejala mengetahui yakni:
1.
Manusia tahu, bahwa ia tahu. Maksudnya manusia mengetahui bahwa dirinya
mengetahui suatu objek pengetahuan
2.
Manusia tahu, bahwa ia tidak tahu. Maksudnya manusia mengetahui bahwa ia tidak
mengetahui tentang suatu objek pengetahuan tersebut
3.
Manusia tidak tahu, bahwa ia tahu. Maksudnya manusia tidak mengetahui/ tidak
sadar bahwa dirinya sebenarnya tahu mengenai suatu objek tersebut
4.
Manusia tidak tahu, bahwa ia tidak tahu. Manusia inilah yang disebut manusia
yang sok tahu, karena ia tidak mengetahui bahwa dirinya tidak tahu akan suatu
objek tersebut.
Pengetahuan
merupakan hasil dari keingintahuan manusia dengan suatu subjek yang ingin
diketahuinya. Pada hakikatnya, manusia memahami secara sederhana apa itu
pengetahuan namun yang menjadi masalahnya tidak semua manusia dapat
mendefinisikan dengan baik pengetahuan ilmu pengetahuan itu. Karena sebenarnya,
pengetahuan itu timbul karena manusianya sendiri yang mencari tahu. Ilmu kadang
memiliki makna sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang setelah ia
mempelaja-rinya, sementara pengetahuan adalah apa yang diketa-huinya.
Hakikat
pengetahuan menurut aliran yang berkembang yakni,
1.
Idealisme: Para penganut aliran idealisme berpandangan bahwa pengetahuan adalah
proses - proses mental dan psikologis yang bersifat subyektif. Oleh karena itu,
pengetahuan tidak lain merupakan gambaran subyektif tentang suatu kenyataan.
Menurut mereka, pengetahuan tidak memberikan gambaran sebenarnya tentang
kenyataan yang berada di luar pikiran manusia.
2.
Empirisme: Tentang asal-usul pengetahua para penga-nut aliran ini mengatakan
bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indra. Tentang hakikat pengetahuan,
mereka mengatakan bahwa pengetahuan adalah pengalaman. Seorang tokoh empirisme
radikal adalah David Hume. Dia berpendapat bahwa ide-ide dapat dikembalikan
kepada sensasi-sensasi (rangsang indra). Pengalaman merupakan ukuran terakhir
dari kenyataan. Apa yang dialami, itulah pengetahuan.
3.
Positivisme: Kalau idealisme dapat dianggap sebagai kelanjutan dari
rasionalisme, maka hal positivime merupakan sesuatu perpanjangan dari
empirisme. Para penga-nut aliran ini menolak kenyataan di luar pengalaman.
Mereka juga mengatakan bahwa kepercayaan yang berdasarkan dogma harus
digantikan pengetahuan yang berdasarkan fakta.
4.
Pragtisme: Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Willian James, John Dewey, dan
C.S. Pierce. Menurut aliran ini, hakikat pengetahuan terletak dalam manfaat
praktisnya adalah bagi kehidupan. Pengetahuan adalah sarana bagi perbuatan.
C.S. Pierce mengatakan bahwa yang penting adalah pengaruh sebuah ide atau
pengetahuan bagi sebuah rencana lain. Nilai sebuah pengetahuan akan tergantung
pada penerapannya secara konkrit dalam kehidupan masyarakat tersebut. Suatu
pengetahuan itu benar bukan karena ia mencerminkan kenyataan obyektif,
melainkan karena ia bermanfaat bagi umum. Menurut William James, ukuran
kebenaran ditentukan oleh akibat praktisnya. Sedangkan John Dewey menegaskan
bahwa tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu pengetahuan, tapi sejauh mana
pengetahuan
memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat.
Masalah
terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi,
sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan berwarna
pandangan atau paham filsafatnya.
Secara
umum dapat digambarkan secara baik pengetahuan terdiri atas:
1. Pengetahuan non ilmiah/
pengetahuan biasa (common sense)
Pengetahuan
non ilmiah ialah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang
tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah.
Secara
umum pengetahuan non ilmiah ialah hasil pemahaman manusia mengenai suatu objek
tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan
ilmiah ialah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan
metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah lebih
sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat tertentu dengan cara
berpikir yang khas, yaitu metodologi ilmiah.
3. Pengetahuan noesis (filsafat)
Pengetahuan
Noesis (filsafat) adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang
dicari adalah sebab-sebab yang paling hakiki. Pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebanaran yang asli yang mengandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau pengetahuan yang
objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemo-logik dan
metafisik, ontologi dan aksionlogi.
4. Pengetahuan agama
Definisi
Pengetahuan agama adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui
para Nabi dan Rasul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para pemeluknya.
Menjadi tolak ukur kebenaran dalam suatu keyakinan dan perpegang pada kitab
yang dipegang para pememluknya.
Kebenaran
adalah pernyataan tanpa ragu. Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan
penala-ran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan
proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika
deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta. Namun
pada dasarnya, manusia mempe-roleh pengetahuan dari empat sumber yakni
empirisme, rasionalisme, intuisi, dan wahyu.
1.
Empirisme, merupakan manusia yang mendasarkan dirinya kepada pengalaman yang
mengembangkan paham. Menganggap bahwa dunia fisik adalah nyata karena merupakan
gejala yang tertangkap oleh pancaindera. Tokoh-tokohnya antara lain John Locke,
Barkeley, David Hume. Para penganut aliran empirisme tentu saja menentang suatu
kaum rasionalis yang begitu memberikan tempat dan peranan bagi akal dalam proses
lahirnya pengetahuan. Mereka menga-jarkan bahwa pengetahuan diperoleh lewat
penga-laman. Peran rasio dalam pengetahuan kecil saja. Yang lebih menentukan
adalah pengalaman indera. Akal hanya merupakan suatu tempat penampungan yang
secara positif menerima apa yang diterima indra. John Locke, filsuf Inggris,
misalnya menyebut manusia dengan tabula rasa (papan yang kosong). Di atas papan
yang kosong inilah dicatat pengalaman-pengalaman yang masuk lewat indra.
2.
Rasionalisme, merupakan kaum rasionalis yang mengembangkan paham rasionalisme,
dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan. Para penganut rasionalisme tidak
menyangkal peran indra, tetapi mengatakan bahwa peran indra sangat kecil. Yang
lebih aktif justru rasio. Mereka mengatakan, pengetahuan manusia sebenarnya
sudah ada lebih dulu dalam rasio berupa kategori-kategori. Ketika indra
manangkap objek, maka objek-objek yang ditangkap itu hanya dicocokkan saja
dengan kategori yang sudah ada lebih dulu dalam rasio. Jadi menurut mereka,
pengalaman adalah pelengkap bagi akal. Kaum ini menggunakan metode deduktif
dalam menyusun pengetahuannya, idenya didapatkan dari anggapan-anggapan yang
menurutnya jelas dan dapat diterima. Tokoh-tokohnya kebanyakan para filsuf abad
pertengahan, seperti Agustinus, Johanes Scotus, Avicenna, dan para filsuf
modern seperti Rene Descartes, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel. Plato, Galileo
Galilei dan Leonardo Da Vinci juga termasuk kelompok ini.
3.
Intuisi, merupakan manusia yang memperoleh pengetahuan yang tanpa melalui
proses penalaran tertentu. Tanpa melalui proses berpikir berliku-liku tiba-tiba
saja dia sudah sampai disitu. Paham ini diajarkan oleh Henri Bergon, sering
filsuf Prancis. Bergson membedakan suatu pengetahuan atas pengetahuan diskursif
dan pengetahuan intuitif. Pengetahuan diskursif bersifat analitis, dan
diperoleh melalui perantara simbol. Pengetahuan seperti ini dinyatakan dalam
simbol, yakni bahasa. Jadi ini merupakan pengetahuan tidak langsung.
4. Wahyu, merupakan pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi atau Rasul). Melalui wahyu, manusia diajarkan tentang pengetahuan, baik yang
terjangkau
maupun tidak terjangkau oleh manusia.
Komentar